1. KONSEP DASAR BIMBINGAN
Bimbingan
merupakan sebuah istilah yang sudah umum digunakan dalam dunia
pendidikan. Bimbingan pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk membantu
individu mencapai perkembangan yang optimal. Bimbingan yang lebih luas
dikemukakan oleh Good (Thantawi, 1995 : 25) yag menjabarkan bahwa
bimbingan adalah:
a. Suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis
b. Suatu bentuk bantuan yang sistematis kepada murid
c. Perbuatan
atau teknik yang dilakukan untuk menuntun murid terhadap suatu tujuan
yang diinginkan dengan menciptakan kondisi lingkungan yang membuat dirinya sadar tentang kebutuhan
Supriadi (2004 : 207) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor / pembimbing kepada konseli agar konseli dapat:
a. Memahami diriinya
b. Mengarahkan dirinya
c. Memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya
d. Menyesuaikan diri dengan lingkungannya
e. Mengambil manfaat dari peluang yang dimilkinya sesuai dengan potensi-potensinya
2. ASUMSI BK PERKEMBANGAN
Menurut Blocher (1974
: 5) asumsi dasar bimbingan perkembangan, yaitu perkembangan individu
akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara individu dengan
lingkungannya. Asumsi ini membawa dua implikasi pokok bagi pelaksanaan
bimbingan di sekolah :
a. Perkembangan adalah tujuan bimbingan
b. Interaksi yang sehat merupakan suatu iklim perkembangan yang harus dikembagkan oleh guru sebagi petugas bimbingan
Layanan bimbingan dan konseling didasarkan pada asumsi :
1. Program bimbingan dan konseling merupakan suatu kebutuhan yang mencakup berbagai dimensi terkait dan dilaksanakan secara terpadu
2. Layanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk seluruh peserta didik (murid)
3. Layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik (murid) secara optimal dan berusaha membantu memecahkan masalah peserta didik (murid)
TUJUAN PRINSIP, FUNGSI DAN AZAZ BIMBINGAN DAN KONSELING
1. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MI / SD
Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling ialah agar murid dapat :
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya
d. Mengatasi
hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyelesaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja
2. PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING DI MI / SD
Menurut Muro dan Kottman bimbingan dan konseling perkembangan adalah program bimbingan yang didalamnya mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh murid
2. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada pembelajaran murid
3. Konselor dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam proogram bimbingan perkembangan
4. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan perkembangan
5. Program bimbingan perkembangan peduli dengan penerimaan diri
6. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan (encouragement)
7. Bimbingan perkembangan mengakui pengembangan yang terararh ketimbang akhir perkembangan yang definitif
8. Bimbingan perkembangan sebagai tim oriented menuntut pelayanan dari konselor profesional
9. Bimbingan perkembangan peduli dengan indentifikasi awal akan kebutuhan khusus dari murid
10. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan psikologi
11. Bimbingan perkembangan memiliki kerangka dasar dari psikologi anak, psikologi perkembangan dan teori-teori pembelajaran
12. Bimbingan pembelajaran mempunyai sifat mengikuti urutan dan lentur
Prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling menurut rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan
dan konseling pada jalur pendidikan formal. Terdapat beberapa prinsip
dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi pelayanan
bimbingan. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta didik (murid)
2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi
3. Bimbingan menekankan hal yang positif
4. Bimbingan dan konseling merupakan usaha bersama
5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling
6. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan
3. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING DI MI / SD
Ada
beberapa fungsi bimbingan yang dikemukakan oleh Aquino dan Alviar
(Thanyawi, 1995: 39) yaitu pencegahan (preventif), perbaikan (kuratif),
pengembangan (development) dan satu fungsi pemahaman (informatif)
Fungsi bimbingan dan konseling menurut rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling di jalur pendidikan formal adalah:
1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik (murid) agar memiliki pemahaman terhadap potensi dirinya dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan dan norma agama)
2. Fuungsi
preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisifasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik
(murid)
3. Fungsi
pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan
peserta didik (murid)
4. Fungsi
penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Teknik yang
dapat digunakan adalah konseling dan remeedial teaching
5. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik (murid)
6. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya
4. AZAZ BIMBINGAN DAN KONSELING DI MI / SD
Syamsu
Yusuf (2005 : 22-24) mengemukakan bahwa keterlaksanaan dan keberhasilan
layanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya
asas-asa berikut:
1. Asas
kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut
dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik yang
menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh
dan tidak layak diketahui oleh orang lain
2. Asas
kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
adanya kesukaan dan kerelaanpeserta didik mengikuti/menjalani
pelayanan/kegiatan yang diperlukan baginya
3. Asas
keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
peserta didik yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka
dan tidak berpura-pura, baik didalam memberikan keterangan tentang
dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari
luar yang berguna bagi pengembangan dirinya
4. Asas
kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
peserta didik yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif
di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan
5. Asas
kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada
tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni; peserta didik sebagai
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling
6. Asas
kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan
peserta didik dalam kondisinya sekarang
7. Asas
kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang sama kehendaknya selalu
bergerak maju, tidak monoton dan terus berkembang
8. Asas
keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan
oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, haemonis dan
terpadu
9. Asas
keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada
dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada
10. Asas
keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas
dasar kaidah-kaidah profesional
11. Asas
alih tangan kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan
dan konseling secara tepat dan tuntas
PENDEKATAN STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING
Myrick
dalam Muro & Kottman, 1995 yang diperjelas kembali oleh Sunaryo
Kartadinata (1998:15) dan Ahmad (2005:11-34) mengemukakakn empat
pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan yang
dilaksanakan di MI/SD, yaitu:
A. Pendeekatan Krisis
Dalam
pendekatan ini, guru menunggu munculnya suatu krisis, baru kemudian dia
bertindak membantu murid yang menghadapi krisis itu.
B. Pendekatan Remedial
Dalam
pendekatan ini, guru akan memfokuskan bantuannya pada upaya
menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan murid yang tampak.
C. Pendekatan Preventif
Dalam pendekatan ini, guru mencoba mengantisipasi masalah-masalah generik dan mencegah terjadinya masalah itu.
D. Pendekatan Perkembangan
Pendekatan
ini merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif.
Pembimbing yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari pemahaman
tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan murid untuk
mencapai keberhasilan di sekolah dan di dalam kehidupan secara lebih
luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar